Sabtu, 19 Januari 2019

TAKSONOMI VERTEBRATA

TUGAS AKHIR PERKULIAHAN

TAKSONOMI VERTEBRATA


INVENTARISASI DIVERSITAS VERTEBRATA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNISMA”


 











DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 (B)
NICHA ULFI NOVIANTY (21701061034)
EKA SEPTIANING (21701061036)
WARDAH KAMILIA (21701061044)
RAHAYU DWI LESTARI (21701061047)
NABILLA PUTRI HARTYANI (21701061055)
SILVIA ANNISA (21701061058)
FARAH NABILA BELQIS (21701061063)

DOSEN PENGAJAR :
HASAN ZAYADI, S. Si, M.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah  ...................................................................1
1.2    Rumusan Masalah ..............................................................................1
1.3    Tujuan ................................................................................................2
1.4    Manfaat ..............................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Inventarisasi diversitas Taaksonomi Vertebrata ................................3
2.2    Vertebrata ..........................................................................................4
2.2.1 Aves...........................................................................................5
2.2.2 Amphibia...................................................................................6
2.2.3 Reptilia ......................................................................................7
2.2.4 Mamalia ....................................................................................8
2.2.5 Pisces ........................................................................................9
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1    Alat dan Bahan ................................................................................11
3.2    Cara Kerja ........................................................................................11
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................................13
4.2 Pembahasan........................................................................................14
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. karena limpahan rahmat taufiq hidayahnya kami dapat menyelesaikan Small Project dengan judul “Inventarisasi Diversitas Vertebrata di dalam Lingkungan Kampus Unisma” sebagai tugas dari dosen mata kuliah Taksonomi Vertebrata. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. yang sentiasa kita harapkan syafaatnya kelak di hari akhir.
Small Project ini kami buat bertujuan agar pembaca dapat mengetahui serta menumbuhkan minat untuk melestarikan serta mengkonservasi berbagai hewan vertebrata yang di dunia, terutama yang ada di dalam kampus, inventarisasi diversitas ini dibuat juga untuk pengembangan bahan ajar Taksonomi Vertebrata.
Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam prose pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Hasan Zayadi, S.Si, M.Si, selaku dosen pengajar mata kuliah Taksonomi Vertebrata sehingga kita dapat meyelesaikan small Project dengan semaksimal mungkin.
Dalam penyusunan project ini kami meyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam sumber yang diperoleh maupun sistematika dalam penulisannya, kami mohon maaf serta menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                    Malang, 16 Januari 2019

                                                                                               

                                                                                                 Penulis




BAB I

PENDAHULUAN


Dalam pembelajaran atau tatap muka maupun praktikum mata kuliah Taksonomi Vertebrata pasti memerlukan referensi. Namum proses penyerapan materi dari tiap individu mahasiswa berbeda, selain praktikum di dalam LAB mahasiswa juga perlu adanya pengamatan empiris di lapangan guna meningkatkan refleksi natural (alamiah) dalam pembelajarannya.
Dari keseluruhan mahasiswa biologi UNISMA, beberapa masih kurang kepekaannya terhadap informasi adanya hewan-hewan vertebrata di dalam lingkungan kampus. Apabila keberadaan dari hewan-hewan ini dimanfaatkan, akan mendapatkann evisiensi observasi langsung guna menghasilka informasi terhadap study Taksonomi Vertebrata yang sumbernya berada di dalam lingkungan kampus UNISMA.
Berdasarkann permasalahan ini maka dibuatlah small project berupa inventarisasi diversitas Vertebrata yang ada di dalam lingkungan kampus UNISMA, sebagai pengembangan bahan ajar mahasiswa Biologi F-MIPA di UNISMA. Adanya small project ini juga di buat untuk memenuhi syarat Ujian Tengah Semester mata kuliah Taksonomi Vertebrata.


1.2.1        Bagaimana pengembangan bahan ajar untuk mahasiswa biologi UNISMA terkait Mata Kuliah Taksonomi Vertebrata?
1.2.2        Bagaimana cara atau metode pelaksanaan infentarisasi diversitas vertebrata yang ada di lingkungan kampus UNISMA?

1.3    Tujuan
1.3.1        Pengembangan bahan ajar mahasiswa biologi UNISMA terkait Mata kuliah TV.
1.3.2        Menginventarisasi Diversitas TV yang ada di lingkungan kampus UNISMA.

1.4     Manfaat
1.4.1      Mahasiswa biologi UNISMA memiliki bahan ajar tambahan dari mata kuliah Taksonomim Vertebrata.
1.4.2      Jurusan biologi UNISMA memiliki Inventaris berupa bahan ajar tambahan matakuliah Taksnomi Vertebrata atau yang lainnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Inventarisasi diversitas Taaksonomi Vertebrata
Inventarisasi berasal dari kata “ inventaris” yang berarti daftar barang – barang. Jadi inventarisasi adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang – barang/ bahan yang ada secara benar menurut ketentuan yang berlaku (Anonim 2013).
Diversitas dapat diartikan sebagai keanekaragaman, dalam aspek biologi dikenal keanekaragaman hayati serta menurult literatur dijelaskan bahwa keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya daratan, lautan, dan sistem akuatik lainnya serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies, dan ekosistem (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti 1995 dalam Utama, Dewi, dan Darmawan 2011).
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya (Mustahib, 2012).
Sumber daya alam hayati yang meliputi keanekaragaman flora dan fauna mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat diganti (Anonimous, 2010).
Sampai dengan akhir tahun 2007, Departemen Kehutanan telah menetapkan spesies flora dan fauna yang dilindungi adalah : mamalia (127 spesies), burung (382 spesies), reptilia (31 spesies), ikan (9 spesies), serangga (20 spesies), krustasea (2 spesies), anthozoa (1 spesies) dan bivalvia (12 spesies) (Departemen Kehutanan, 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar menduduki posisi yang penting dalam peta keanekaragaman hayati dunia. Secara global Indonesia termasuk dalam tiga besar negara dengan keanekaragaman hayati terbesar (mega diversity countries), bersama dengan Brazil dan Zaire. 17% dari total jenis burung di dunia dapat dijumpai di Indonesia (1531 jenis), dengan jumlah 381 jenis diantaranya merupakan jenis burung endemic. 358 jenis tercatat mendiami pulau Sumatera, dengan 438 jenis (75%) merupakan jenis yang berbiak di Sumatera (Novarini dan Salsabila, 2005).
Van Helvort (1981) mengatakan bahwa keanekaragaman berhubungan dengan banyaknya jenis dan jumlah individu tiap jenis sebagai penyusun komunitas. Keanekaragaman juga berhubungan dengan keseimbangan jenis dalam komunitas (Pielou, 1975), artinya apabila nilai keanekaragaman tinggi, maka keseimbangan dalam komunitas tersebut juga tinggi, begitu juga sebaliknya.

2.2    Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya Berdasarkan penutup tubuh, alat gerak dan cara berkembang biak / Vertebrata dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu ikan (Pisces), katak (Amphibia), hewan melata (reptilia), burung (Aves), dan hewan menyusui (mamalia) Kelompok amphibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali hidup didarat. Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari-jari kaki), meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amfibi adalah ektoterm atau perubahan suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada kebanyakan amphibia meninggalkan telur-telurnya dalam kolam dan aliran-aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan ditanah begitu menetas, sedikit spesies yang hidup jauh di air (Mukayat, 1989).



2.2.1   AVES
Kata aves berasal dari kata latin di pakai sebagai nama kelas, Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakan beradaptai untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, mempunyai kantung hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak memunyai gigi karena giginya telah menghilang dan di gantikan oleh paruh ringan dengan zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur (Mukayat,1990). Ayam memiliki ciri- ciri sebagai berikut adanya bulu yang menutupi tubuhnya sebagai pengatur suhu dan membantu saat terbang, anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap,  anggota gerak bawah teradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger, pada tungkai terdat sisik, mempunyai kantung udara yang membantu pernapasan saat terbang. Ekor bulat yaitu bulu tengah lebih panjang dan semakin ke tepi semakin pendek (Priyono, 2011). 
Aves mempunyai beberapa mekanisme yang mengatur pertuksrsn panas dan bisa juga mempengaruhi suhu regional di dalam tubuhnya. Kekuatan atau daya insulasi lapisn bulu atau rambut tergantung pada beberapa banyak udara yang terjerat dalam lapisan tersebut. Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi tethadap lingkunganya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang biak pada suatu tempat. Struktur dan fisiologis burung di adaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antaranya semuanya adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin sayap itu dahulu timbul sebagai adptasi yang membantu hewan ini lolos dari pemangsanya (Kimball, 1999). Burung merupakan salah satu diantara lima kelas hewan bertulang belakang, burung berdarah panas dan berkembang biak dengan bertelur, sisik berubah menjadi bulu. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang (Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna, 1989 dalam Rohadi, 2011). Burung (kelas Aves) adalah berbulu , bersayap , berkaki dua , endotermik (berdarah panas), bertelur , vertebrata hewan. Dengan sekitar 10.000 spesies makhluk hidup, mereka adalah yang kelas paling istimewa dari tetrapoda vertebrata. Mereka mendiami ekosistem di seluruh dunia, dari Kutub Utara ke Antartika (Wikipedia, 2012).
2.2.2   Amphibia
Kata amphibi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu Amphi (rangkap) dan bios (hidup) atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembapan kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut, dan hidup di dua alam yakni di air dan di darat.umumnya, amphibi mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup keua di darat (Kurniati,2011). Pada fase berudu hidup di air dan bernfas dengan insang. Pada fase berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat yang bernafas menggunakan paru- paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan menggunakan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke darat menyebabklan hilang nya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang . pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah. Hewan amphibi termasuk hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan lingkunganya untuk  mengatur suhu tubuhnya. Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pang kaki, taka da leher dan ekor, bagian dalam ditutupi oleh kulit basah dan lunak. Pada kepala mempunyai mulut yang lebar, 2 lubang hidup nares externa  yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi sebagai pernafasan, terdapat sepasang mata yang bulat, di belakangnya terdapat 2 lubang pipih yang tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga sebagai alat pendengaranmata mempunyai kelopak mata atas  bawah, serta didalamnya terdapat selaput bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila di dalam air. Terdapat sepasang kaki, kaki depan terdiri atas lengan atas (branchium), lengan bawah (anterbranchium), tangan (manus), dan jari- jari (digit) (Jasin,1984).



2.2.3   Reptilia
Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri ditempat yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan reptum (melata atau merayap) dan studi tentang reptilian disebut Herpetology (Jasin, 1992). Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh  permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub ordo tertentu mengalami pergantian kulit. Reptilia juga memiliki ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau  bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular  dan sebuah ventericulus (pada crocodalia menjadi dua tapi masih berlubang yang disebut  foramen panizzae).Terdapat oval biconvex dan dengan nukleus. Pernapasannya selalu dengan paru-paru; memiliki 12 nevri cranialis, fertilisasi terjadi di dalam tubuh; telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau  becangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina (Mukayat, 1989).
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), & Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu. Cangkangnya yang umumnya keras suatu adaptasi yang melindungi dirinya dari predator. Kadal adalah reptilian yang paling banyak jumlahnya &  beraneka ragam yang hidu saat ini. Sebagian besar di antaranya berukuran relatif kecil. Mungkin mereka mampu bertahan hidup melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang memakai gaya hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di atas permukaan tanah. Buaya & alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup yang paling besar (Campbell, 1999). Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan Ventrikel  kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih  bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya  bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Crocodilia (Irfan, 2010).

2.2.4   Mamalia
Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan. Termasuk dalam kelas ini adalah: tikus, kelelawar, kucing kera, ikan paus, kuda, kijang, manusia dan lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan kulit yang  berambut banyak atau sedikit dan berdarah panas (homoiotherm). Sebutan mamalia berdasarkan adanya kelenjar mamae pada hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Mamalia hidup diberbagai habitat mulai dari kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun pasir. Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak juga hidup secara diurnal. Beberapa pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber penyakit. Hewan ternak mamalia adalah penting sekali bagi manusia sebagai bahan makanan, bahan  pakaian, dan alat transportasi (Jasin, 1992). Adapun ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau rambut yang lepas secara periodik, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala memiliki occipitalecondyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki, kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang,  berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging. Jantung sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular , dua ventricular ), pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali suara, memiliki vesica urinariadan hasil ekskresi berupa cairan urine (Campbell, 1999).
Hewan mamalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung  pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama.Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya (Yanthi, 2010).

2.2.5    Pisces 
Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak jukut.
Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999). Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.
Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung. Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1    Alat dan Bahan
-            ATK,
-            indera penglihatan (mata)
-            Objek hidup yang ditemui (vertebrata)
-            Kamera Hand Phone
-            Referensi jurnal / buku deskripsi
-            Informasi dari internet /URL
-            kuota internet/wifi
-            komputer/laptop
-            flashdisk
-            arus listrik
-             LCD

3.2    Cara Kerja
3.2.1        Observasi
-       Pengamatan langsung oleh anggota kelompok serta pencatatan hasil guna memperoleh data.
-       Waktu dan tempat pelaksanaan : setelah presentasi rencana small project Taksonomi Vertebrata, pukul
-       Tempat yang di jangkau adalah di dalam area kampus yang di batasi oleh gerbang/pagar UNISMA kecuali wilayah SMA Nusantara.
3.2.2        Dokumentasi
-       Pengambilan dokumen berupa gambar foto yang digunakan sebagai bahan inventaris diversitas Vertebrata
-       Waktu dan tempat : sama dengan kegiatan observasi



3.2.3        Analisis Data
-       Mencocokkan hasil data observasi dengan menuliskan bukti morfologi dan melakukan determinasi untuk menentukan tingkatan taksonnya.
3.2.4        Penyusunan/Penulisan
-       Menyusun pembahasan berdasarkan hasil analisis data yang telah di lakukan dan diambil referensi dari buku,jurnal, maupun web blog untuk menguatkan hasil data dalam penulisan inventaris diversitas taksonomi vertebrata yang ada di dalam lingkungan kampus UNISMA
-       Penulisanya dibuat dalam bentuk file MS Office Word, sehingga mudah untuk melakukan pengembangan publikasi atau penyampaian informasi seperti (pengubahan jenis file ke PDF, PPT, dst ).
3.2.5        Presentasi
-       Melakukan presentasi guna penyampaian hasil small project kepada mahasiswa biologi UNISMA yang mengikuti mata kuliah taksonomi vertebrata, dan dosen pengajar.
-       Dilakukan guna mendapatkan evaluasi serta pengembangan atau perbaikan informasi terkait Inventarisasi diversitas Vertebrata ang ada di dalam kampus UNISMA
3.2.6        Publikasi
-       Dilakukan publikasi dengan bentuk penguploadan dalam blog serta penyebaran informasi lewat berbagai sosial media seperti google+, WA, Instagram, dan sejenisnya guna penyampaian informasi terkain inventarisasi diversitas vertevrata yang ada di lingkungan kampus UNISMA
-       Waktu pelaksanaan : setelah tahap presentasi small project



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil
4.1.1        Bufo sp.
 














 (doc. Pribadi 2018).
4.1.2        Agroporis sp.










                                    (Doc.Pribadi 2018).
4.1.3        Gallus gallus
 











(Doc.Pribadi 2018).

4.1.4        Felis catum
 









(Doc.Pribadi 2018).

4.2    Pembahasan
4.2.1   Bufo sp
4.2.1.1                     Klasifikasi Bufo sp
Kingdom  : Animalia
Phylum    : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class        : Amphibia
Ordo        : Anura
Familia    : Bufonidae
Genus      : Bufonidae
Spesies    : Bufo sp.
4.2.1.2       Deskripsi dari Bufo sp.
-       Kulit (integumen) : kulit katak selalu basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali.
-       Mulut (Rima oris) : terdapat pada ujung anterior, lebar dan berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah yang berlendir.
-       Lubang hidung (Nares eksterna-Nares anterior) : merupakan sepasang lubang kecil yang terdapat diatas mulut, dan lubang ini berhubungan dengan rongga mulut melalui hidung dalam.
-       Mata (Organon visus) : mata menonjol dan dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak .
-       Telinga (Membrane thympanium) : merupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga terdapat daun telinga.
-       Alat gerak : bertopang pada sepasang kaki depan, sedangkan kaki belakang terlipat pada sisi tubuhnya. Kalau melompat kaki belakang akan diluruskan dengan bantuan tendon achiles. Bola di air kaki digunakan untuk mengayuh kuat dengan bantuan selaput renangnya, sehingga tubuhnya dapat maju kedepan.

4.2.2   Agapornis sp
4.2.2.1                Klasifikasi Agapornis sp.
Kingdom  : Animalia
Phyllum    : Chordata
Classis      : Aves
Ordo         : Psittaciformes
Familia      : Psittacidae
Genus       : Agapornis
Spesies      : Agapornis fischeri
4.2.2.2       Deskripsi dari Love bird (Agapornis fischeri)
-       Paruh
Memiliki tipe paruh pendek berkait
-       Sayap
Bersayap bulat, yaitu bila primarus bagian tengah merupakan bulu yang paling panjang dan sisinya berangsur-angsur memendek berpangkal ke ujung sayap.
-       Tarsometatarsus (sisik pada kaki)
Memiliki sisik bertipe scutellate, yaitu apabila sisik tersusun saling menutupi.
-       Jari
Rata (datar) yaitu apabila hallux melekat pada ujung tarsus seperti jari-jari yang lain.
-       Cakar
Obtuse, yaitu apabila cakarnya agak melengkung dan ujungnya tumpul.
-       Kaki
Tipe bertengger (Zygodactyla), yaitu apabila 2 jari ke depan dan 2 jari yang lain ke belakang.
-       Ekor
Tipe bulat, yaitu bulu tengah jauh lebih panjang daripada bulu yang lain.
Burung cinta adalah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang berarti "burung"). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara 13 sampai 17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram, dan bersifat sosial. Delapan dari spesies ini berasal dari Afrika, sementara spesies "burung cinta kepala abu-abu" berasal dari Madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan yang umum diamati bahwa sepasang burung cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain. Sifat pasangan burung cinta adalah monogami di alam bebas. Umur hidup rata-rata mereka adalah 10 sampai 15 tahun. Burung cinta secara umum mempunyai tinggi 13 sampai 17 cm dan berat sekitar 40 sampai 60 gram, berekor pendek dan berparuh besar 14 cm (David, 2013).
4.2.3   Gallus gallus
4.2.3.1       Klasifikasi Gallus gallus
Kingdom  : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Sub kelas : neonnhites
Ordo         : Galiformers
Family      : Galidae
Genus       : Gallus
Spesies      : Gallus gallus
4.2.3.2       Deskripsi Gallus galus
Ayam (Gallus sp) termasuk kelas Aves.tubuh terbagi atas kepala (chepal), leher (services), badan (trunchus), sepasang extermitas yaitu ekstermitas anterior (sayap) dan extermitas posterior (kaki), dan ekor. Morfologi ayam meliputi benuk conus, dimana paruh pendek, lebih pendek dari pada kepala. Bentuk sayap panjang karena ukuran tipe pengkolan kedua sampai ke ujung lebih panjang dari pada badan. Tipe bulu adalah bulu lengkap yaitu terdiri dari batang bulu dan lembaran bulu pendek. Jari terangkat yaitu halluxnya melekat pada bagian yang lebih tinggi di atas perletakan jari- jari yang lain. Tipe cakar yaitu tipe obsute, cakar agak melengkung dengan ujung tumpul.  Kaki termasuk tipe berjalan  yaitu halluxnya terangkat sehingga kedudukanya lebih tinggi dari pda jari- jari yang lain. Ekor bulat yaitu bulu tengah lebih panjang dan semakin ke tepi semakin pendek.Tubuhnya di tutupi bulu yang berfungsi sebagai pengatur suhu dan membantu saat terbang.Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang berat namun ringan ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi ungags air. Tulang punggungbdi daerah leher dan otot dapat di gerakan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap. di Indonesia, ayam tergolong hewan ternak sebagai hewan ternak dengan tingkat pemanfaatan bagian tubuh yang tinggi dimana hampir seluruh bagian tubuh dimanfaatkan sebagai produk konsumsi langsung maupun bahab baku lanjutan.
4.2.4   Felis catum
4.2.4.1       Klasifikasi Felis catus
Kingdom : Animalia
phylum     : Chordata
Class         : Mamalia
Ordo         : Karnivora
Familia     : Falidae
Genus       : Felis
Spesies     : Felis catus
4.2.4.2       Deskripsi dari Felis catus
-       Glandula mamae : Abdominal
-       Jari jari                 : Plantigrade
-       Bulu : bulu pada kucing sangat lembut, tebal dan mudah rontok. Karena bulu pada kucing sangat rentan terhadap suhu lingkungan sekitar.
-       Kumis : kumis pada kucing sangat sedikit dan terdapat dibagian hidung bawah, kumis kucing terdapat 3-6 kumis dibagian bawah, memiliki panjang 1-1,5 cm, berbentuk bulat memanjang , kumis ini berguna untuk menyaring kotoran yang akan masuk kehidung.
-       Kaki : kaki kucing memiliki 2 pasang, 1 pasang bagian depan dan 1pasang bagian belakang. Juga memiliki kuku yang sangat tajam berwarna abu-abu atau keputihan. Untuk melindungi dirinya dari ancaman sekitar lingkungan.
-        Ekor : ekor kucing ini memiliki bentuk bulat memanjang. 

4.2.5   Collocalia vestita
4.2.5.1       Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo         : Apodiformes
Famili       : Apodidae
Genus       : Collocalia
Spesies      : Collocalia vestita ( Ernst hartert, 1897 )
4.2.5.2       Deskripsi
Burung walet (Collocalia vestita ) merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna coklat. Burung walet hidup di pantai serta daerah permukiman, menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. Burung walet tidak dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang berdiri di atas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu terbang ditempat gelap dengan bantuan ekolokasi. Bersarang secara berkelompok dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.
4.2.5.3       Habitat
Kumpulan burung walet hanya ditemui di lingkup Asia Tenggara. Burung walet banyak sekali dijumpai di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietna, Filipina, Kamboja dan Laos. Burung walet tidak ditemui di negara Eropa, Amerika ataupun di benua Afrika. Hal ini dikarenakan perkembangbiakan burung walet harus di daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi, karena berpengaruh dengan unsur kelembapan sebagai faktor berkembang biaknya habitat spesies atau populasi dari burung walet.




BAB V
PENUTUP

5.1     Kesimpulan
     Investarisasi diversitas taksonomi vertebrata yang ada di kampus UNISMA  merupakan bentuk pengembangan bahan ajar yang terkait dengan mata kuliah Taksonomi Vertebrata. Jadi kegiatan ini dilakukan dan dikembangkan agar bisa menjadi salah satu bahan ajar pada mata kuliah taksonomi vertebrata. Karena dilingkup kampus unisma terdapat banyak keanekaragaman hayati maka dilakukanlah tindakan inventarisasi pada biodiversitas yang ada, inventarisasi ini dilakukan supaya warga unisma terutama pada fakultas mipa ini dapat mengetahui apa saja keanekaragaman yang terdapat pada kampus UNISMA. Adapun vertebrata yang di temui terbatas karena ruang lingkup bermasalah kampuslah area observasi guna mendapat sumber. Vertebrata yang di jumpai yaitu Bufo sp mewakili Classis Amphibia,Gallus gallus, Agrophis mewakili Aves, Felis catum mewakili Mamalia. Inventarisasi ini juga dapat di jadikan motivasi mahasiswa untuk melakukan konservasi terhadap vertebrata.




DAFTAR PUSTAKA

Alderton, Davis 2003. The Uktimate em Ensyclopedia of Caged and Aviary birds. London Hemres.
Anonim. 2013. http://xerma.blogspot.com/2013/08/pengertian-inventarisasi.html (diambil pada tanggal 16 Januari 2019)
Asin, Maskoeri. 1984. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya
Campbell, Neil.  1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga
Gunanti. 2011. Lapratomi. Bagian Dari Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor
Jasin, Maskoeri.  1992. Zoologi Vertebrata, Jakarta: Sinar Wijaya
Jasin, Maskoeri. 1999.  Zoologi Dasar. Jakarta: Sinar Wijaya
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
 Mukayat, Djarubito. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga
Mukayat, Djarubito. 1989.  Zoologi Dasar Jakarta: Erlangga,
Natus, L.R. Biodiversity and Endemic Center of Indonesia Terasterial Vertebrae. Disertasi. Universitas Tier.
Priyono. 2010. Kelas Aves. Blog sobat biologi. http://priyonobiologi.blogspot.com
Yanthi. 2010. Laporan Mamalia.  Blog Yanthi. http://yanthi.blogspot.com/2010/12/ mamalia.html (diambil pada tanggal 16 Januari 2019)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar