TUGAS AKHIR PERKULIAHAN
TAKSONOMI VERTEBRATA
“INVENTARISASI DIVERSITAS VERTEBRATA DI DALAM LINGKUNGAN
KAMPUS UNISMA”
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
4 (B)
NICHA ULFI NOVIANTY (21701061034)
EKA SEPTIANING (21701061036)
WARDAH KAMILIA (21701061044)
RAHAYU DWI LESTARI (21701061047)
NABILLA PUTRI HARTYANI
(21701061055)
SILVIA ANNISA (21701061058)
FARAH NABILA BELQIS (21701061063)
DOSEN
PENGAJAR :
HASAN
ZAYADI, S. Si, M.Si
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
..............................................................................1
1.3 Tujuan
................................................................................................2
1.4 Manfaat
..............................................................................................2
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Inventarisasi
diversitas Taaksonomi Vertebrata ................................3
2.2 Vertebrata ..........................................................................................4
2.2.1 Aves...........................................................................................5
2.2.2 Amphibia...................................................................................6
2.2.3 Reptilia
......................................................................................7
2.2.4 Mamalia ....................................................................................8
2.2.5 Pisces ........................................................................................9
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
dan Bahan
................................................................................11
3.2 Cara
Kerja ........................................................................................11
BAB IV : HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil ..................................................................................................13
4.2
Pembahasan........................................................................................14
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
Dalam
pembelajaran atau tatap muka maupun praktikum mata kuliah Taksonomi Vertebrata
pasti memerlukan referensi. Namum proses penyerapan materi dari tiap individu
mahasiswa berbeda, selain praktikum di dalam LAB mahasiswa juga perlu adanya
pengamatan empiris di lapangan guna meningkatkan refleksi natural (alamiah)
dalam pembelajarannya.
Dari
keseluruhan mahasiswa biologi UNISMA, beberapa masih kurang kepekaannya
terhadap informasi adanya hewan-hewan vertebrata di dalam lingkungan kampus.
Apabila keberadaan dari hewan-hewan ini dimanfaatkan, akan mendapatkann
evisiensi observasi langsung guna menghasilka informasi terhadap study
Taksonomi Vertebrata yang sumbernya berada di dalam lingkungan kampus UNISMA.
Berdasarkann
permasalahan ini maka dibuatlah small project berupa inventarisasi diversitas
Vertebrata yang ada di dalam lingkungan kampus UNISMA, sebagai pengembangan
bahan ajar mahasiswa Biologi F-MIPA di UNISMA. Adanya small project ini juga di
buat untuk memenuhi syarat Ujian Tengah Semester mata kuliah Taksonomi
Vertebrata.
1.2.1
Bagaimana pengembangan bahan ajar untuk
mahasiswa biologi UNISMA terkait Mata Kuliah Taksonomi Vertebrata?
1.2.2
Bagaimana cara atau metode pelaksanaan
infentarisasi diversitas vertebrata yang ada di lingkungan kampus UNISMA?
1.3 Tujuan
1.3.1
Pengembangan bahan ajar mahasiswa
biologi UNISMA terkait Mata kuliah TV.
1.3.2
Menginventarisasi Diversitas TV yang ada
di lingkungan kampus UNISMA.
1.4 Manfaat
1.4.1
Mahasiswa biologi UNISMA memiliki bahan
ajar tambahan dari mata kuliah Taksonomim
Vertebrata.
1.4.2
Jurusan biologi UNISMA memiliki
Inventaris berupa bahan ajar tambahan matakuliah Taksnomi Vertebrata atau yang
lainnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Inventarisasi diversitas Taaksonomi
Vertebrata
Inventarisasi berasal dari kata “
inventaris” yang berarti daftar barang – barang. Jadi inventarisasi adalah kegiatan untuk mencatat dan
menyusun barang – barang/ bahan yang ada secara benar menurut ketentuan yang
berlaku (Anonim 2013).
Diversitas dapat diartikan sebagai keanekaragaman,
dalam aspek biologi dikenal keanekaragaman hayati serta menurult literatur
dijelaskan bahwa keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk
hidup dari semua sumber termasuk diantaranya daratan, lautan, dan sistem
akuatik lainnya serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies, dan
ekosistem (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti 1995 dalam
Utama, Dewi, dan Darmawan 2011).
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman
dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran,
bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya (Mustahib, 2012).
Sumber daya alam hayati yang meliputi keanekaragaman
flora dan fauna mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan
hidup yang kehadirannya tidak dapat diganti (Anonimous, 2010).
Sampai dengan akhir tahun 2007, Departemen Kehutanan
telah menetapkan spesies flora dan fauna yang dilindungi adalah : mamalia (127
spesies), burung (382 spesies), reptilia (31 spesies), ikan (9 spesies),
serangga (20 spesies), krustasea (2 spesies), anthozoa (1 spesies) dan bivalvia
(12 spesies) (Departemen Kehutanan, 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar menduduki posisi yang penting
dalam peta keanekaragaman hayati dunia. Secara global Indonesia termasuk dalam
tiga besar negara dengan keanekaragaman hayati terbesar (mega diversity countries), bersama dengan Brazil dan Zaire. 17% dari
total jenis burung di dunia dapat dijumpai di Indonesia (1531 jenis), dengan
jumlah 381 jenis diantaranya merupakan jenis burung endemic. 358 jenis tercatat
mendiami pulau Sumatera, dengan 438 jenis (75%) merupakan jenis yang berbiak di
Sumatera (Novarini dan Salsabila, 2005).
Van Helvort (1981) mengatakan bahwa keanekaragaman
berhubungan dengan banyaknya jenis dan jumlah individu tiap jenis sebagai
penyusun komunitas. Keanekaragaman juga berhubungan dengan keseimbangan jenis
dalam komunitas (Pielou, 1975), artinya apabila nilai keanekaragaman tinggi,
maka keseimbangan dalam komunitas tersebut juga tinggi, begitu juga sebaliknya.
2.2
Vertebrata
Hewan
vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan
vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel
saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di
memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan
vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ
jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya Berdasarkan penutup tubuh,
alat gerak dan cara berkembang biak / Vertebrata dibedakan menjadi lima kelompok,
yaitu ikan (Pisces), katak (Amphibia), hewan melata (reptilia), burung (Aves),
dan hewan menyusui (mamalia) Kelompok amphibia adalah vertebrata yang hadir
pertama kali hidup didarat. Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima
ujung jari-jari kaki), meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang.
Seperti ikan dan reptil, maka amfibi adalah ektoterm atau perubahan suhu tubuh
bergantung pada suhu lingkungan. Pada kebanyakan amphibia meninggalkan
telur-telurnya dalam kolam dan aliran-aliran air dan tidak seekorpun dapat
berjalan ditanah begitu menetas, sedikit spesies yang hidup jauh di air (Mukayat, 1989).
2.2.1
AVES
Kata aves berasal dari kata latin di pakai sebagai
nama kelas, Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan
memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak
belakan beradaptai untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah
termodifikasi menjadi paruh, mempunyai kantung hawa, jantung terdiri dari empat
ruang, rahang bawah tidak memunyai gigi karena giginya telah menghilang dan di
gantikan oleh paruh ringan dengan zat tanduk dan berkembang biak dengan
bertelur (Mukayat,1990). Ayam memiliki ciri- ciri sebagai berikut adanya bulu
yang menutupi tubuhnya sebagai pengatur suhu dan membantu saat terbang, anggota
gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap,
anggota gerak bawah teradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger,
pada tungkai terdat sisik, mempunyai kantung udara yang membantu pernapasan
saat terbang. Ekor bulat yaitu bulu tengah lebih panjang dan semakin ke tepi
semakin pendek (Priyono,
2011).
Aves mempunyai beberapa mekanisme yang mengatur
pertuksrsn panas dan bisa juga mempengaruhi suhu regional di dalam tubuhnya.
Kekuatan atau daya insulasi lapisn bulu atau rambut tergantung pada beberapa
banyak udara yang terjerat dalam lapisan tersebut. Anggota kelas aves memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi tethadap lingkunganya, sehingga hewan ini mampu
bertahan dan berkembang biak pada suatu tempat. Struktur dan fisiologis burung
di adaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling
utama di antaranya semuanya adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu
memungkinkan burung untuk terbang jauh mencari makanan yang cocok dan
berlimpah, mungkin sayap itu dahulu timbul sebagai adptasi yang membantu hewan
ini lolos dari pemangsanya (Kimball, 1999). Burung merupakan salah satu
diantara lima kelas hewan bertulang belakang, burung berdarah panas dan
berkembang biak dengan bertelur, sisik berubah menjadi bulu. Tubuhnya tertutup
bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang (Ensiklopedia Indonesia
Seri Fauna, 1989 dalam Rohadi, 2011). Burung (kelas Aves) adalah berbulu ,
bersayap , berkaki dua , endotermik (berdarah panas), bertelur , vertebrata
hewan. Dengan sekitar 10.000 spesies makhluk hidup, mereka adalah yang kelas
paling istimewa dari tetrapoda vertebrata. Mereka mendiami ekosistem di seluruh
dunia, dari Kutub Utara ke Antartika (Wikipedia, 2012).
2.2.2 Amphibia
Kata amphibi berasal dari bahasa yunani yang terdiri
dari dua kata, yaitu Amphi (rangkap) dan bios (hidup) atau dapat diartikan
sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembapan kulit yang
tinggi, tidak tertutupi oleh rambut, dan hidup di dua alam yakni di air dan di
darat.umumnya, amphibi mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup
keua di darat (Kurniati,2011). Pada fase berudu hidup di air dan bernfas dengan
insang. Pada fase berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di
darat yang bernafas menggunakan paru- paru. Pada fase dewasa ini amphibi
bergerak dengan menggunakan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan
peralihan kehidupan dari perairan ke darat menyebabklan hilang nya insang dan
rangka insang lama kelamaan menghilang . pada fase dewasa mulai terbentuk
kelenjar ludah. Hewan amphibi termasuk hewan berdarah dingin, artinya hewan
yang memanfaatkan lingkunganya untuk
mengatur suhu tubuhnya. Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pang
kaki, taka da leher dan ekor, bagian dalam ditutupi oleh kulit basah dan lunak.
Pada kepala mempunyai mulut yang lebar, 2 lubang hidup nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi
sebagai pernafasan, terdapat sepasang mata yang bulat, di belakangnya terdapat 2
lubang pipih yang tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga
sebagai alat pendengaranmata mempunyai kelopak mata atas bawah, serta didalamnya terdapat selaput
bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila di dalam air. Terdapat
sepasang kaki, kaki depan terdiri atas lengan atas (branchium), lengan bawah (anterbranchium), tangan (manus), dan jari- jari (digit) (Jasin,1984).
2.2.3
Reptilia
Reptilia
merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri ditempat yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio
kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh
pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini diambil dari model cara
hewan berjalan reptum (melata atau merayap) dan studi tentang reptilian disebut
Herpetology (Jasin, 1992). Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas
yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit
ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo
atau sub ordo tertentu mengalami pergantian kulit. Reptilia juga memiliki ciri
khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk (tidak licin)
biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa ada yang memiliki
kelenjar permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5
jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada
yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan
tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung
kepala mempunyai satu condylus occipitalis.
Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular dan sebuah ventericulus (pada crocodalia
menjadi dua tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae).Terdapat oval biconvex dan dengan nukleus. Pernapasannya selalu dengan paru-paru; memiliki 12
nevri cranialis, fertilisasi terjadi di dalam tubuh; telur besar dengan banyak
yolk, berselaput kulit lunak atau becangkok tipis. Telur biasanya
diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan
misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina (Mukayat, 1989).
Tiga ordo
reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia
(kura-kura), Squama (kadal dan ular), & Crocodila (buaya dan alligator).
Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu. Cangkangnya yang umumnya keras
suatu adaptasi yang melindungi dirinya dari predator. Kadal adalah reptilian
yang paling banyak jumlahnya & beraneka ragam yang hidu saat ini.
Sebagian besar di antaranya berukuran relatif kecil. Mungkin mereka mampu
bertahan hidup melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang
memakai gaya hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di
atas permukaan tanah. Buaya & alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup
yang paling besar (Campbell, 1999). Semua Reptil bernafas dengan paru-paru.
Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil
sekat antara ventrikel kanan dan Ventrikel kiri tidak
sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur.
Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung
pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil
melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran
ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik
untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata. Kloaka dengan celah
membujur yaitu terdapat pada Ordo
Chelonia dan Crocodilia (Irfan,
2010).
2.2.4 Mamalia
Mamalia
merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan. Termasuk dalam kelas
ini adalah: tikus, kelelawar, kucing kera, ikan paus, kuda, kijang, manusia dan
lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan kulit yang berambut
banyak atau sedikit dan berdarah panas (homoiotherm).
Sebutan mamalia berdasarkan adanya kelenjar mamae pada hewan betina untuk
menyusui anaknya yang masih muda. Mamalia hidup diberbagai habitat mulai dari
kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun pasir.
Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak juga hidup secara diurnal.
Beberapa pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber penyakit.
Hewan ternak mamalia adalah penting sekali bagi manusia sebagai bahan makanan,
bahan pakaian, dan alat transportasi (Jasin, 1992). Adapun ciri-ciri khusus dari kelas
mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau rambut yang lepas secara
periodik, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar sebacius,
keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala memiliki
occipitalecondyle, tulang lehernya
biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan.
Memiliki empat anggota atau kaki, kecuali anjing laut dan singa laut tidak
memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang
bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat,
membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau
berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging. Jantung sempurna
terbagi atas empat ruangan (dua auricular ,
dua ventricular ),
pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali suara, memiliki vesica urinariadan hasil ekskresi berupa
cairan urine (Campbell, 1999).
Hewan mamalia melakukan fertilisasi internal,
perkembangan embrio terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang
bervariasi tergantung pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa
kehamilannya sekitar 30 hari. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya,
zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh
menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama.Sistem sirkulasi
dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh
induknya (Yanthi, 2010).
2.2.5
Pisces
Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik
(berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari
27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic
yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi
ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag),
ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut
iwak jukut.
Fisiologi
ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi,
bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999). Insang dimiliki oleh
jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah
muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air,
sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap
lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang
memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2
berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang
yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak
ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan
tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai
labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk
lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang
kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan
lele.
Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin,
ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung. Stickney
(1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah
pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian
hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari
media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara
keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Insang tidak saja berfungsi sebagai
alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam,
penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
-
ATK,
-
indera penglihatan (mata)
-
Objek hidup yang ditemui (vertebrata)
-
Kamera
Hand Phone
-
Referensi
jurnal / buku deskripsi
-
Informasi
dari internet /URL
-
kuota
internet/wifi
-
komputer/laptop
-
flashdisk
-
arus
listrik
-
LCD
3.2
Cara
Kerja
3.2.1
Observasi
-
Pengamatan langsung oleh anggota kelompok serta pencatatan
hasil guna memperoleh data.
-
Waktu dan tempat pelaksanaan : setelah presentasi rencana
small project Taksonomi Vertebrata, pukul
-
Tempat yang di jangkau adalah di dalam area kampus yang di
batasi oleh gerbang/pagar UNISMA kecuali wilayah SMA Nusantara.
3.2.2
Dokumentasi
-
Pengambilan dokumen berupa gambar foto yang digunakan sebagai
bahan inventaris diversitas Vertebrata
-
Waktu dan tempat : sama dengan
kegiatan observasi
3.2.3
Analisis
Data
-
Mencocokkan
hasil data observasi dengan menuliskan bukti morfologi dan melakukan
determinasi untuk menentukan tingkatan taksonnya.
3.2.4
Penyusunan/Penulisan
-
Menyusun pembahasan berdasarkan hasil
analisis data yang telah di lakukan dan diambil
referensi dari buku,jurnal, maupun web blog untuk menguatkan hasil data dalam
penulisan inventaris diversitas taksonomi vertebrata yang ada di dalam
lingkungan kampus UNISMA
-
Penulisanya dibuat dalam bentuk file MS Office Word,
sehingga mudah untuk melakukan pengembangan publikasi atau penyampaian
informasi seperti (pengubahan jenis file ke PDF, PPT, dst ).
3.2.5
Presentasi
-
Melakukan presentasi guna penyampaian
hasil small project kepada mahasiswa biologi UNISMA yang mengikuti mata kuliah
taksonomi vertebrata, dan dosen pengajar.
-
Dilakukan guna mendapatkan evaluasi serta
pengembangan atau perbaikan informasi terkait Inventarisasi diversitas
Vertebrata ang ada di dalam kampus UNISMA
3.2.6
Publikasi
-
Dilakukan
publikasi dengan bentuk penguploadan dalam blog serta penyebaran informasi
lewat berbagai sosial media seperti google+, WA, Instagram, dan
sejenisnya guna penyampaian informasi terkain inventarisasi diversitas
vertevrata yang ada di lingkungan kampus UNISMA
-
Waktu pelaksanaan : setelah tahap presentasi small
project
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Bufo
sp.
(doc. Pribadi
2018).
4.1.2
Agroporis
sp.
(Doc.Pribadi
2018).
4.1.3
Gallus
gallus
(Doc.Pribadi
2018).
4.1.4
Felis
catum
(Doc.Pribadi 2018).
4.2
Pembahasan
4.2.1 Bufo sp
4.2.1.1
Klasifikasi Bufo sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Bufonidae
Genus : Bufonidae
Spesies : Bufo sp.
4.2.1.2 Deskripsi
dari Bufo sp.
- Kulit
(integumen) : kulit katak selalu
basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali.
- Mulut
(Rima oris) : terdapat pada ujung
anterior, lebar dan berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah yang
berlendir.
- Lubang
hidung (Nares eksterna-Nares anterior)
: merupakan sepasang lubang kecil yang terdapat diatas mulut, dan lubang ini
berhubungan dengan rongga mulut melalui hidung dalam.
- Mata
(Organon visus) : mata menonjol dan
dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak .
- Telinga
(Membrane thympanium) : merupakan
gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima getaran suara, terletak
caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga terdapat daun telinga.
- Alat
gerak : bertopang pada sepasang kaki depan, sedangkan kaki belakang terlipat
pada sisi tubuhnya. Kalau melompat kaki belakang akan diluruskan dengan bantuan
tendon achiles. Bola di air kaki digunakan untuk mengayuh kuat dengan bantuan
selaput renangnya, sehingga tubuhnya dapat maju kedepan.
4.2.2 Agapornis sp
4.2.2.1
Klasifikasi Agapornis sp.
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Psittaciformes
Familia : Psittacidae
Genus : Agapornis
Spesies : Agapornis fischeri
4.2.2.2 Deskripsi
dari Love bird (Agapornis fischeri)
- Paruh
Memiliki
tipe paruh pendek berkait
- Sayap
Bersayap
bulat, yaitu bila primarus bagian tengah merupakan bulu yang paling panjang dan
sisinya berangsur-angsur memendek berpangkal ke ujung sayap.
- Tarsometatarsus
(sisik pada kaki)
Memiliki
sisik bertipe scutellate, yaitu apabila sisik tersusun saling menutupi.
- Jari
Rata
(datar) yaitu apabila hallux melekat pada ujung tarsus seperti jari-jari yang
lain.
- Cakar
Obtuse,
yaitu apabila cakarnya agak melengkung dan ujungnya tumpul.
- Kaki
Tipe
bertengger (Zygodactyla), yaitu
apabila 2 jari ke depan dan 2 jari yang lain ke belakang.
- Ekor
Tipe
bulat, yaitu bulu tengah jauh lebih panjang daripada bulu yang lain.
Burung cinta adalah
satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani
"agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang
berarti "burung"). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara
13 sampai 17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram, dan bersifat sosial. Delapan
dari spesies ini berasal dari Afrika, sementara spesies "burung cinta
kepala abu-abu" berasal dari Madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan
yang umum diamati bahwa sepasang burung cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi
satu sama lain. Sifat pasangan burung cinta adalah monogami di alam bebas. Umur
hidup rata-rata mereka adalah 10 sampai 15 tahun. Burung cinta secara umum
mempunyai tinggi 13 sampai 17 cm dan berat sekitar 40 sampai 60 gram, berekor
pendek dan berparuh besar 14 cm (David,
2013).
4.2.3 Gallus gallus
4.2.3.1 Klasifikasi
Gallus gallus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Sub kelas : neonnhites
Ordo : Galiformers
Family : Galidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
4.2.3.2 Deskripsi
Gallus galus
Ayam (Gallus sp) termasuk kelas Aves.tubuh
terbagi atas kepala (chepal), leher (services), badan (trunchus), sepasang extermitas yaitu ekstermitas anterior (sayap)
dan extermitas posterior (kaki), dan ekor. Morfologi ayam meliputi benuk conus,
dimana paruh pendek, lebih pendek dari pada kepala. Bentuk sayap panjang karena
ukuran tipe pengkolan kedua sampai ke ujung lebih panjang dari pada badan. Tipe
bulu adalah bulu lengkap yaitu terdiri dari batang bulu dan lembaran bulu
pendek. Jari terangkat yaitu halluxnya melekat pada bagian yang lebih tinggi di
atas perletakan jari- jari yang lain. Tipe cakar yaitu tipe obsute, cakar agak
melengkung dengan ujung tumpul. Kaki
termasuk tipe berjalan yaitu halluxnya
terangkat sehingga kedudukanya lebih tinggi dari pda jari- jari yang lain. Ekor
bulat yaitu bulu tengah lebih panjang dan semakin ke tepi semakin
pendek.Tubuhnya di tutupi bulu yang berfungsi sebagai pengatur suhu dan
membantu saat terbang.Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel
yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang berat namun ringan
ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang
bagi ungags air. Tulang punggungbdi daerah leher dan otot dapat di gerakan.
Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan
terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap. di
Indonesia, ayam tergolong hewan ternak sebagai hewan ternak dengan tingkat
pemanfaatan bagian tubuh yang tinggi dimana hampir seluruh bagian tubuh
dimanfaatkan sebagai produk konsumsi langsung maupun bahab baku lanjutan.
4.2.4 Felis catum
4.2.4.1 Klasifikasi
Felis catus
Kingdom : Animalia
phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Karnivora
Familia : Falidae
Genus : Felis
Spesies : Felis
catus
4.2.4.2 Deskripsi
dari Felis catus
- Glandula mamae : Abdominal
- Jari
jari : Plantigrade
- Bulu
: bulu pada kucing sangat lembut, tebal dan mudah rontok. Karena bulu pada
kucing sangat rentan terhadap suhu lingkungan sekitar.
- Kumis
: kumis pada kucing sangat sedikit dan terdapat dibagian hidung bawah, kumis
kucing terdapat 3-6 kumis dibagian bawah, memiliki panjang 1-1,5 cm, berbentuk
bulat memanjang , kumis ini berguna untuk menyaring kotoran yang akan masuk
kehidung.
- Kaki
: kaki kucing memiliki 2 pasang, 1 pasang bagian depan dan 1pasang bagian
belakang. Juga memiliki kuku yang sangat tajam berwarna abu-abu atau keputihan.
Untuk melindungi dirinya dari ancaman sekitar lingkungan.
- Ekor : ekor kucing ini memiliki bentuk bulat memanjang.
4.2.5 Collocalia vestita
4.2.5.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Apodiformes
Famili : Apodidae
Genus :
Collocalia
Spesies : Collocalia vestita (
Ernst hartert, 1897 )
4.2.5.2 Deskripsi
Burung walet (Collocalia vestita ) merupakan burung
dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah
tubuhnya berwarna coklat. Burung walet hidup di pantai serta daerah permukiman,
menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. Burung walet tidak
dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang
berdiri di atas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu
terbang ditempat gelap dengan bantuan ekolokasi. Bersarang secara berkelompok
dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang
untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.
4.2.5.3 Habitat
Kumpulan burung
walet hanya ditemui di lingkup Asia Tenggara. Burung walet banyak sekali
dijumpai di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietna, Filipina, Kamboja dan Laos.
Burung walet tidak ditemui di negara Eropa, Amerika ataupun di benua Afrika.
Hal ini dikarenakan perkembangbiakan burung walet harus di daerah yang beriklim
tropis dengan curah hujan yang tinggi, karena berpengaruh dengan unsur
kelembapan sebagai faktor berkembang biaknya habitat spesies atau populasi dari
burung walet.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Investarisasi diversitas taksonomi vertebrata yang ada
di kampus UNISMA merupakan bentuk
pengembangan bahan ajar yang terkait dengan mata kuliah Taksonomi Vertebrata. Jadi
kegiatan ini dilakukan dan dikembangkan agar bisa menjadi salah satu bahan ajar
pada mata kuliah taksonomi vertebrata. Karena dilingkup kampus unisma terdapat
banyak keanekaragaman hayati maka dilakukanlah tindakan inventarisasi pada
biodiversitas yang ada, inventarisasi ini dilakukan supaya warga unisma
terutama pada fakultas mipa ini dapat mengetahui apa saja keanekaragaman yang
terdapat pada kampus UNISMA.
Adapun vertebrata yang di
temui terbatas karena ruang lingkup bermasalah kampuslah area observasi guna
mendapat sumber. Vertebrata yang di jumpai yaitu Bufo sp mewakili
Classis Amphibia,Gallus gallus, Agrophis mewakili Aves, Felis catum mewakili
Mamalia. Inventarisasi ini juga dapat di jadikan motivasi mahasiswa untuk
melakukan konservasi terhadap vertebrata.
DAFTAR PUSTAKA
Alderton, Davis
2003. The Uktimate em Ensyclopedia of
Caged and Aviary birds. London Hemres.
Asin, Maskoeri. 1984. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya
Campbell,
Neil. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga
Gunanti. 2011.
Lapratomi. Bagian Dari Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Institute
Pertanian Bogor
Jasin,
Maskoeri. 1992. Zoologi
Vertebrata, Jakarta: Sinar Wijaya
Jasin,
Maskoeri. 1999. Zoologi Dasar.
Jakarta: Sinar Wijaya
Kimball, J.W. 1999. Biologi
Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Mukayat, Djarubito. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta:
Erlangga
Mukayat,
Djarubito. 1989. Zoologi Dasar Jakarta: Erlangga,
Natus, L.R. Biodiversity and Endemic Center of Indonesia
Terasterial Vertebrae. Disertasi. Universitas Tier.
Yanthi. 2010. Laporan Mamalia.
Blog Yanthi. http://yanthi.blogspot.com/2010/12/ mamalia.html (diambil pada
tanggal 16 Januari 2019)